Stereotip Terhadap Agama?

19:33

Logika Silogistik merupakan semacam logika formal di mana seseorang menarik kesimpulan dari serangkaian asumsi. Dalam logika silogistik, kita mulai dengan suatu asumsi umum bahwa apa yang kita percaya adalah benar dan kemudian mendapatkan implikasi spesifik dari asumsi tersebut.

Namun, hal ini menyebabkan adanya Stereotip. Apa itu Stereotip? Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan.


"You're muslim? Ew terrorists."
"How can you see with those small eyes?"
"You're asian? Teach me math!"
"You're asian? But sorry we don't have rice here."
"Are those dreadlocks real?"

Diatas adalah berbagai macam stereotip terhadap suatu kelompok. Segala hal sosial dan budaya tidak dapat digeneralisasikan begitu saja. Dalam postingan ini, saya akan mengambil contoh ISIS dan KKK.

Karena ISIS, umat muslim dicap sebagai teroris. Namun apakah itu benar? Tentu tidak, kita dapat melihat foto yang tersebar online, bagaimana para anggota ISIS melaksanakan ibadah shalat. Mereka shalat dengan tidak menghadap kiblat, melainkan mereka memutar. Hal tersebut tentu bukan suatu hal yang muslim lakukan. Al-Quran pun tidak pernah mengajarkan untuk berbuat hal barbarik seperti yang ISIS lakukan. Karena sekumpulan ekstrimis ini, seluruh muslim menjadi digeneralisasikan sebagai teroris pula.

Lalu, bagaimana dengan KKK? Ku Klux Klan (KKK) dikenal juga sebagai 'The Klan' adalah sebuah kelompok rasis ekstrem di Amerika Serikat (AS), berdiri pada tanggal 24 Desember 1865. Kelompok ini berkeyakinan bahwa ras kulit putih adalah ras yang terbaik.

Hingga kini, sebenarnya KKK masih berdiri kokoh. Keberadaannya sama berbahayanya dengan ISIS. Lambang dari KKK itu sendiri adalah salib. Namun, apakah orang-orang ras kulit putih dan kristiani mendapatkan perlakuan yang serupa dengan muslim?

Intinya, logika silogistik terhadap kasus sosial hanya akan melahirkan stereotipisme.